SURABAYA – Rudi (27), melakukan penganiayaan seorang balita berinisila SRH di Surabaya hingga tewas. Pria asal Sampang itu kini telah dijadikan tersangka. Ternyata, alasan dirinya menganiaya itu lantaran jengkel kepada korban.
“Tersangka merasa jengkel karena korban kerap menangis dan buang air kecil yang membuatnya harus mengganti popoknya setiap saat,” ungkap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono, Jumat (14/2/2024).
Untuk melampiaskan kekesalannya itu, sambung Hendro, tersangka kemudian mencekik dan membenturkan kepala korban ke lantai kamar kos.
“Korban dicekik, dibenturkan kepalanya ke lantai, lalu ditidurkan,” imbuhnya.
Menurut pengakuan Rudi kepada polisi, ia baru sekali melakukan perbuatan kejinya itu. Namun, Hendro memastikan Rudi berbohong. Sebab, dari keterangan ibu korban, SF, pernah ditemukan luka lebam pada kepala dan beberapa anggota tubuh anak ketiganya itu.
“Dari keterangan ibunya, pernah ada luka di dahi dan bekas cubitan di tubuh korban. Saat ditanya, tersangka tidak mengaku. Namun ibu korban tidak mau ribut, lalu ambil sikap ke nenek untuk mengobati anak di rumah sakit,” beber Hendro.
Selain itu Hendro menerangkan, pihaknya saat ini masih mendalami kejiwaan Rudi melalui serangkaian tes psikologi. Namun, ia memastikan Rudi dalam keadaan normal.
“Masih dilakukan pemeriksaan psikologi, kami interogasi dia bisa menjawab normal kok,” terangnya.
Hendro menyebut ayah dan ibu kandung korban memiliki 3 anak. Korban merupakan anak ketiga. Namun, pisah rumah sejak Januari 2024, lalu SF tinggal bersama Rudi di kosan Jalan Kutisari Utara V Surabaya.
“Status ibu dan ayah kandung korban ini masih suami istri, belum resmi bercerai,” paparnya.
Usai konferensi pers, Hendro kembali menginterogasi Rudi di hadapan awak media. Rudi mengakui dan menyesali perbuatannya.
Lalu, Rudi menjelaskan alasannya melakukan aksi kejinya itu. Bahkan, mengakibatkan korban tewas.
“Saya pukul dulu, saya cekik, lalu saya benturkan sekali, Pak. Kemudian benjolan sebelum kejadian itu saya pernah jitak kepalanya. Saya menyesal, Pak,” tuturnya.
Saat hari-hari biasa, Rudi mengakui korban kerap dititipkan padanya. Apabila tidak, korban dititipkan SF pada nenek atau ayah kandungnya yang telah pisah ranjang sejak Desember 2023.